Dewasa
ini banjir menjadi bencana alam yang sangat sering terjadi di berbagai kota
besar dan padat penduduk di Indonesia. Banjir adalah bencana alam yang sering
terjadi namun sampai saat ini tidak pernah ada penanggulangan serius dari
pemerintah untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya banjir. Kurangnya
kesadaran penduduk Indonesia akan kebersihan sering kali menimbulkan terjadinya
banjir di kota-kota besar.
Sebenarnya
banyak cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah
banjir yang menjadi “acara” tahunan di Indonesia. Salah satunya adalah
teknologi dan sistem informasi yang akan saya bahas dalam kesempatan ini yaitu
Pengubah Jalur Sungai atau The River-Way
Changer.
Pengubah
Jalur Sungai atau The River-Way Changer adalah
sebuah teknologi pencegah banjir di daerah padat penduduk yang dibantu oleh
sistem informasi manajemen. Teknologi ini bisa menjadi terobosan bagi
pemerintah untuk menanggulangi bencana banjir di kota-kota padat penduduk
seperti Jakarta yang sangat akrab dengan bencana banjir. Teknologi ini
didasarkan pada perubahan/manipulasi jalur-jalur sungai yang melewati kota.
Untuk menjalankan teknologi ini, pemerintah dan instansi yang berkaitan harus
terlebih dahulu membangun jalur-jalur sungai palsu dan beberapa titik resapan
air di sekitar kota.
Apa
itu jalur sungai palsu? Jalur sungai palsu adalah jalur sungai buatan yang akan
menjadi penampung air sungai ketika volume air meningkat. Jalur ini akan
mengarahkan air-air yang meluap dan melewati volume seharusnya untuk menjauhi
kota agar tidak terjadi banjir. Jalur ini dibuat berdekatan dengan
sungai-sungai besar sebagai hulunya dan membawa air yang meluap menuju laut,
danau ataupun titik resapan air sebagai hilirnya. Pada sisi sungai akan
terdapat Water-Gate atau separator
yang berfungsi sebagai pembatas antara sisi sungai dengan jalur sungai palsu yang dapat membuka atau menutup sebagai akses air
yang meluap masuk ke dalam jalur sungai palsu.
Teknologi
ini tentunya akan dikaitkan dengan sistem informasi manajemen yang akan saling
menopang. Dalam teknologi The River-Way Changer
akan ada dua sistem informasi manajemen yang diterapkan. Sistem yang
pertama adalah Sistem Peringatan Banjir Dini dan sistem yang kedua adalah
Sistem Pemberitahuan Buka-Tutup Water-Gate
atau Separator. Kedua sistem ini akan saling berkaitan pada teknologi ini
nantinya.
Sistem
Peringatan Banjir Dini ini sangat berguna dan perlu diterapkan pada semua kota
di Indonesia yang berpotensi banjir dan memiliki banyak aliran sungai ataupun
memiliki curah hujan yang tinggi. Sistem ini bekerja ketika air sungai meluap
atau melebihi volume air seharusnya. Ketika volume sungai mulai meningkat
sistem ini akan mengirim data dan pesan ke pusat pemantau banjir, data yang
dikirim adalah ketinggian air sungai dan curah hujan. Pusat pemantau bisa
memberikan peringatan kepada penduduk terutama penduduk yang bermukim di hilir
sungai dan dataran rendah. Meskipun teknolgi dan fasilitas”The River-Way Changer” belum tersedia sistem ini bisa membantu
penduduk agar siaga sebelum banjir terjadi.
Sistem
Pemberitahuan Buka-Tutup Water-Gate atau
Separator bekerja atau bisa diaplikasikan ketika fasilitas dan teknologi The River-Way Changer sudah tersedia.
Sistem ini bekerja untuk memberitahukan pusat pemantau untuk membuka Water-Gate atau seperator jalur sungai
palsu. Ketika air sungai meluap melebihi volume air seharusnya sistem ini akan
memberikan peringatan kepada pusat pemantau dan akan diteruskan kepada individu
yang berada di sekitar Jalur Sungai Palsu melalui speakerphone.
Dari
semua teknologi dan sistem yang bisa diterapkan selalu muncul kendala yang akan
dihadapi pada penerapan sistem ini yang utama adalah kurangnya kesadaran dari
setiap individu, baik dalam segi pemeliharaan ataupun penerapan. Ada juga
kendala lain yaitu ketika terjadinya eror pada alat elektronik yang dipakai.
Biaya yang dikeluarkan pun akan menjadi kendala lain karena besarnya biaya
untuk penerapan teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar